Friday, October 27, 2017

STUDI TEKNOLOGI PROSES BARU UNTUK BIJIH OKSIDA SENG KADAR RENDAH JENIS REFRAKTORI

Studi ini dilakukan oleh China mengingat China adalah negara terbesar dalam produksi dan juga konsumen timbal dan seng. Untuk mengatasi kekurangan logam ini, akan sangat menguntungkan jka bisa memanfaatkan bijih seng oksida kadar rendah. Bijih seng oksida kadar rendah dengan kandungan Zn lebih sedikit dari 10% sulit untuk pada pemrosesan mineral, biaya pemrosesan yang tinggi, rasio pemanfaatan yang rendah dan limbah buangan yang serius dihasilkan. Perolehan seng hanya sekitar 50% hingga 60%.  Studi ini dilakukan dengan menggabungkan secara andal pemrosesan mineral dan teknik hidrometalurgi untuk memperolah Zn dari sampel bijih seng oksida kadar rendah jenis batu kapur (limestone). Kadar Zn di dalam sampel adalah 6% yang berukuran lebih  kecil dari 2 mm hasil dari proses jaw crusher, double-roll crusher dan vibration screen.
Hasil analisis kimia komposisi bijih:
Analisis Fasa Zn di dalam bijih adalah sebagai berikut:
Dilakukan 2 jenis skema pemrosesan untuk dibandingkan kemudian hasilnya. Skema tersebut adalah sebagai berikut:
Produksi konsentrat pemrosesan mineral dilakukan dengan mesin sel flotasi model XFD dengan volume sel 8L dan perputaran axisnya 1410r/menit.
Reagen flotasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
SKEMA I
-Proses flotasi ruahan Pb-S dengan menggunakan reagen 300g/t natrium karbonat; 300g/t seng sulfat; 60g/t eter  xantat; 20g/t minyak pinus;
- Proses flotasi Zn Sulfida dengan menggunakan reagen 300g/t natrium karbonat; 500g/t tembaga sulfat; 60g/t of butil xantat; 20g/t minyak pinus;
-Proses  flotasi PbO
(1) PbO rougher dengan menggunakan reagen 100g/t natrium heksametafosfat; 150g/t larutan natrium silikat; 150g/t  BD1 (dikembangkan oleh BGRIMM); 2400g/t natrium sulfida; 150g/t butil xantat; 150g/t BK-426(dikembangkan oleh BGRIMM); 60g/t minyak pinus;
(2) PbO cleaner dengan menggunakan reagen 100g/t natrium heksametafosfat; 100g/ larutan natrium silikat; 200g/t natrium sulfida; 75g/t butilxantat; 60g/t BK-426; 20g/t minyak pinus;
- Proses Flotasi ZnO flotation:
(1) ZnO rougher dengan menggunakan reagen 1400g/t natrium heksametafosfat; 500g/t natrium karbonat; 6000g/t natrium sulfida; 225g/t BK-428(dikembangkan oleh BGRIMM);
(2) ZnO cleaner dengan menggunakan reagen 100g/t natrium heksametafosfat; 50g/t BK-428;
(3) ZnO scavenger dengan menggunakan reagen 1000g/t natrium sulfida; 75g/t BK-428;
(4) ZnO middlings cleaner dengan menggunakan reagen 100g/t natrium heksametafosfat; 50g/t BK-428;

SKEMA II
- Flotasi ruahan sulfida dengan menggunakan reagen 300g/t natrium karbonat; 500g/t tembaga sulfat; 80g/t butil xantat; 25g/t minyak pinus;
- Flotasi ZnO
(1) ZnO rougher I+II dengan menggunakan reagen 1200+200g/t natrium heksametafosfat; 500g/t natrium karbonat; 6000+1000g/t natrium sulfida; 225+75g/t BK-428;
(2) ZnO cleaner dengan menggunakan reagen 100g/t natrium heksametafosfat; 50g/t BK-428;

Perlakuan metalurgi meliputi pelindian dengan pengadukan  (agitation leaching) dalam asam sulfat (pelindian netral + pelindan asam) proses ekstraksi dan proses elektrowinning. Pelindian netral: Temperatur pelindian: 30-40°C; waktu pelindian: 1 jam; rasio L/S: 3-4:1; pH pelindian: 5.2-5.4. Pelindian asam: Temperatur pelindian: 80-85°C; waktu pelindian: 1jam; rasio L/S: 2-3:1; pH pelindian: 1.0-1.5 Uji pelindian dilakukan pada konsentrat ZnO di dalam beaker 500 mL. Hasil pelindian berupa larutan hasil pelindian dan residu hasil pelindian, yang keduanya dipisahkan dengan Buchner funnel dan selanjutnya masing-masing dianalisis kandungannya. Larutan hasil pelindian kemudian dilanjutkan dengan proses ekstraksi pelarut (solvent extraction) dengan menggunakan Kang oscillator. Parameter ekstraksi adalah sebagai berikut: Cairan umpan: Zn 25-30g/L, pH=5.2-5.5; fasa organik: 30-50%P204+260# kerosene. Urutan reaksinya : tahap ekstraksi: 3; tahap scrubbing: 3; tahap stripping: 2; tahap penghilangan Fe: 1; tahap penghilangan klorin: 1. Rasio O/A: tahap ekstraksi : 2-3:1; tahap scrubbing: 8-10:1; tahap stripping: 2-4:1; tahap penghilangan Fe: sirkulasi internal; tahap penghilangan klorin: sirkulasi internal. Bahan Scrubbing: 10-20g/l asam sulfat terencerkan; bahan stripping: larutan elektrolit bekas (Zn 30-50g/l, H2SO4 130-140g/l); bahan penghilangan Fe: 6mol HCl (sirkulasi internal, Fe diekstraksi dengan N235 pada beberapa kali dan diperbaharui asam klorida baru); bahan penghilangan klorin: 5g/l H2SO4 (sirkulasi internal, dinetralisasi dan dibuang dalam jumlah tertentu); Setelah dipisahkan antara fasa larutan dan fasa organik, keduanya selanjutnya dianalisis kandungannya. Proses elektrowinning dilakukan dengan sel elektrolisis plexiglass yang disuplai dengan arus searah melalui pengatur arus WL-30III model DC. Anoda sel elektrolisis adalah Pb-Ag-Ca-Sr paduan kuaterner  dan katodenya adalah aluminium.

Hasil pemrosesan skema I:


Perlakuan pemrosesan mineral konsentrat seng oksida pada skema I , perolehan Zn dan komsumsi asam dar konsentrat ZnO menurun seiring dengan peningkatan kandungan Zn pada konsentrat ZnO. Ketika kandungan Zn pada konsentrat ZnO meningkat dari 15% menjad 25%, keseluruhan perolehan Zn menurun dari 81.67% menjadi 70.69%, sedangkan konsumsi konsentrat ZnO menurun dari 5093.50kg H2SO4/tZn menjadi 3280.75kg H2SO4/tZn.
Perlakuan pemrosesan mineral konsentrat seng oksida pada skema II, keseluruhan perolehan Zn adalah 80.95%, dan konsumsi asam konsentrat ZnO sama dengan 2756.44 kg H2SO4/tZn.
 Secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan keseluruhan perolehan Zn, konsumsi asam dan biaya pemrosesan mineral, menunjukkan bahwa dengan menggunakan skema  yang mengkombinasikan pemrosesan mineral dan metalurgi, yakni penggerusan sebelum klasfikasi— flotasi ruahan sulfida— pemisahan secara magnetik Zn-bearing limonite— flotasi mineral seng oksida— hidrometalurgi konsentrat mineral seng oksida (pelindian asam sulfat + ekstraksi + elektrowinning), dapat lebih efektif dan ekonomis memperoleh logam seng dari bijih seng oksida kadar rendah. Hal ini karena terdapat sejumlah mineral lempung (clay mineral) yang berlendir (ease-to-slime) dan limonit di dalam bijih, semakin lama proses flotasi, maka akan semakin cenderung terkontaminasi dan diselimuti oleh lapisan film  lendir pada permukaan bagian mineral seng, dan menyebabkan kemempuan pengapuangan yang rendah dan konsumsi reagen yang meningkat.
Sehingga skema yang disarankan adalah sebagai berikut:


Tulisan ini review dari tulisan ilmiah:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187802961600027X

No comments:

Post a Comment